WWnews.com -“Sejarah hari buruh bermula dari peristiwa besar yaitu demonstrasi kaum buruh di Amerika Serikat pada tahun 1886, yang menuntut pemberlakuan delapan jam kerja. Tuntutan ini terkait dengan kondisi saat itu, ketika kaum buruh dipaksa bekerja selama 12 sampai 16 jam per hari.
Seruan pemogokan umum 1 Mei 1890 guna menuntut pengurangan jam kerja dengan Delapan jam/hari atau 40 jam/minggu (lima hari kerja) kamudian ditetapkan menjadi standar perburuhan internasional oleh ILO melalui Konvensi ILO no. 01 tahun 1919 dan Konvensi no. 47 tahun 1935. Khususnya untuk konvensi no. 47 tahun 1935.
Ditetapkannya konvensi tersebut merupakan suatu pengakuan Internasional yang secara tidak langsung merupakan buah dari perjuangan kaum buruh se-dunia untuk mendapatkan pekerjaan yang layak. Penetapan 8 jam kerja per hari sebagai salah satu ketentuan pokok dalam hubungan industrial perburuhan adalah penanda berakhirnya bentuk-bentuk kerja-paksa dan perbudakan yang bersembunyi di balik hubungan industrial. Selain itu, perjuangan kaum buruh di AS yang kemudian diikuti oleh gelombang kebangkitan gerakan buruh di negeri-negeri lainnya, juga telah memberikan inspirasi kepada golongan kelas pekerja dan rakyat tertindas lainnya untuk bangkit berlawan.
Di Indonesia, 1 Mei disebut juga May Day oleh pemerintah pernah mewajibkan peringatan hari tersebut melalui UU No. 1 Tahun 1951 tentang Pernyataan Berlakunya UU Kerja Tahun 1948. Namun pada Orde Baru pemerintah kemudia melarang peringatan may day. Orde Baru menggantinya dengan hari buruh nasional. Bahkan mewajibkan hanya satu serikat buruh.
Saat ini krisis menghantam sistem kapitalisme secara global. Perang antara negara Uni Polar (Turki yang didukung Amerika dan Sekutunya) Vs negara multipolar (Rusia yang didukung sekutunya). Telah mengorbankan rakyat kelas pekerja di dunia dan Indonesia pada khususnya. Kapitalisme sebagai musuh 99% rakyat kelas pekerja di dunia, ketika krisis juga turut memainkan isu untuk memecah belah kelas pekerja. Dibarat kita kenal dengan islamphobia, dan lain sebagainya. Sedangkan di Indonesia isu anti tenaga kerah asing (China), komunisme, radikalisme terus di produksi oleh Kapitalisme. Padahal musuh bersama rakyat kelas pekerja di dunia adalah kapitalisme. Karena kapitalisme telah membunuh, menyengsarakan dan menindas rakyat kelas pekerja di dunia. Red
“BURUH BERSATU TAK BISA DIKALAHKAN, PARTA BURUH MENANG RAKYAT (NEGARA) SEJAHTERAH.”